Pages

Sabtu, 12 Agustus 2017

Dream??

“Oh-, dimana ini?”

Kulihat di sekitarku jalanan yang basah, pohon yang berkelap-kelip karena lampu yang terikat, gedung bertingkat, orang asing, dan apaan itu di depanku. Apa itu bianglala? Tunggu sebentar, kok aku bisa disini bukannya aku tadi di kamar, memandang langit-langit kamarku lalu kenapa bisa berada di sini sekarang.

Tak ingin terlarut dalam  rasa bingung, kulangkahkan kaki menuju bianglala yang berada tepat di jalanan lurus di depanku. Hanya dibutuhkan waktu sebentar aku sudah tepat berada di pintu masuk wahana bianglala tapi aku semakin dibuat bingung dan penasaran. Aku memutuskan untuk melihat sekitar untuk menemukan petunjuk dimana aku berada sekarang, pandanganku terhenti pada sebuah spanduk yang terletak di atas loket masuk wahana bianglala yang bertuliskan Welcome to London Festival.

“APA? LONDON!”
***
“WOI KAK!!”

“E-eh ada apa”

“Kakak aneh ih daritadi diajak ngomong malah ngelamun,” ucap Adikku

Aku hanya bergumam untuk menjawabnya, karena aku masih kepikiran tentang mimpi semalam. Kulirik adikku yang sedang memakan sarapannya, sebaiknya aku cerita juga soal mimpi itu.

“Dek, semalam kakak mimpi aneh. Rasanya seperti sungguhan,” ucapku

“Mimpi apaan emang kak?”

Kuhembuskan nafasku perlahan dan mulai bercerita mulai dari aku berdiam di kamar sampai akhirnya masuk ke dunia mimpi yang nyata tak hanya itu saja aku menceritakan pengalaman-pengalaman disana seperti mencium aroma makanan atau melihat kebiasaan orang barat yang gak wajar kalau dilakukan di Indonesia. Kulihat adikku yang meandangku dengan tatapan datarnya dan berkata, “Makanya kak jangan banyak menghayal, sekarang lihat otakmu jadi kegeser gak bisa mikir mana yang nyata dan mana yang cuman mimpi.”

“Tapi beneran dek, mimpi itu kayak mimpi sadar kamu tau lucid dream kan?”

“Sekarang aku tanya deh kak, udah berapa kali kakak pernah ngalamin lucid dream?” tanya 
Adikku masih dengan kegiatannya memakan sarapannya.

“Baru sekali ini sih,” ucapku

Adikku menunjukku dengan garpu yang dipegangnya dan berkata, “Nah itu kak ! Mana ada orang yang bisa ngalamin hal itu dalam satu kali percobaan.”

“Tapi kakak masih yakin kalau itu lucid dream,” tegasku

“Terserah kakak! Aku mau beresin buku-buku dulu. Nah kakak cepetan habisin itu makanannya terus anterin aku ke sekolah.” Ucap Adikku seraya membersihkan mulutnya yang berantakan dengan tisu.


Aku mendengus ketika adekku berbicara dan memerintah seenaknya sendiri tapi aku masih kepikiran dengan omongan adikku yang bilang itu hanyalah mimpi. Sepertinya keputusanku untuk cerita tadi salah. Sekarang coba aja mikir mana ada orang yang percaya cerita tentang mimpi yang pada dasarnya mimpi itu seharusnya terjadi ketika kita telah terlelap. Akhirnya aku menyerah dengan permasalahan mimpi aneh itu. 

Aku pun bangkit dari duduk ku menuju tempat cuci piring untuk membersihkan kekacauan yang ada di dapur. Setelah selesai urusan di dapur aku pun memanggil adikku untuk segera keluar dari kamar dan berangkat ke sekolah bersamaku.

-END-

0 komentar:

Posting Komentar