Sudah
berkali-kali ku mendengar pujian yang keluar dari bibir sahabatku tentang
betapa menyenangkannya ruang lingkup kerja di perusahaannya. Dia berkata bahwa
rekan-rekan kerjanya sangat banyak dan itu membuatnya senang dengan adanya
koneksi yang sewaktu-waktu bisa membantunya disaat ia mendapatkan masalah. Tapi
hari ini dia datang ke rumahku dan menceritakan betapa menyebalkannya rekan
kerja yang ia punya di kantornya sungguh berbanding terbalik dengan apa yang ia
ucapkan padaku sebelum kejadian ini.
“Kau tahu
rekan kerjaku yang aku pikir baik itu ternyata diam-diam berusaha mengambil
hati calon nasabahku dengan memberikan penawaran yang tak masuk di akal,” Ia
menggeram ketika menceritakan masalahnya padaku.
“Lalu
dimana letak masalahnya?”Aku melihat ke arahnya yang sedang menghibur dirinya
sendiri dengan mengecat kukunya. “Kamu bisa aja kan merebutnya kembali? Kenapa
harus mengeluh padaku?”.