Pages

Rabu, 22 Maret 2017

Aku Akan Segera Kembali Sobat !

Oleh : Mili Rho



Di sebuah taman yang terletak di belakang halaman rumah terdapat seorang gadis yang menatap kosong bunga-bunga yang ada di depannya. Gadis cantik berambut panjang berwarna pirang dan berkulit putih bersih sedang duduk di kursi roda sambil menghela nafas untuk yang kesekian kalinya. Hal itu dilakukannya berulang kali selama satu jam semenjak dia datang. Gadis tersebut terus mengingat kejadian yang menimpanya tiga tahun yang lalu. Gadis dengan kepribadian ceria, aktif, dan manja, kini berubah menjadi pribadi yang pendiam, tertutup, dan penyendiri. Dia adalah Hani, Hani Permatasari atau kini lebih dikenal sebagai nama Charlotte.

Charlotte gadis 21 tahun ini sangatlah berbeda dengan Hani walaupun, Hani dan Charlotte adalah orang yang sama. Charlotte kini menetap di London dengan alasan pengobatan untuk kakinya dan pendidikan yang dia tempuh saat ini. Charlotte divonis lumpuh sementara. Ini berawal dari kecelakaan tiga tahun yang lalu ketika dia berada di tingkat akhir SMA.

“Hey Charlotte” ucap seseorang di belakang kursi roda sambil menepukkan tangannya di bahu Charlotte.

Lamunan Charlotte pun seketika menghilang kala orang tersebut menyapanya. Setelah tersadar sepenuhnya, Charlotte mendongakkan kepalanya untuk mengetahui siapa orang yang telah menyapanya ketika. Ketika sudah mengetahuinya dia pun tersenyum dan menatap kembali bunga-bunga di depannya “Uhm... Hi Re”.

Orang yang menyapa itu mengambil posisi duduk di kursi sebelah Charlotte dan ikut memandangi bunga-bunga yang ada di depannya. Keheningan yang tercipta membuat keduanya bingung untuk memulai percakapan hingga Charlotte pun memutuskan untuk memulai membuka percakapan.

“Kenapa kamu ke sini?. Tumben banget”
“ Why? You don’t like me to visit you?”
“Oh come on re, kenapa pakai Inggris segala. Kamu gak inget peraturan pertama kita, kalau kita cuman berdua pakai bahasa Indonesia aja?”
“Just Kidding Charlotte hehe” ucapnya sambil terkekeh. “Charlotte, lagi mikir apa sih serius amat?”
“Aku mi---”
“Jangan dijawab! aku tau jawabannya....kamu lagi mikirin aku ya?” godanya sambil melirik ke arah Charlotte
“Haish ! siapa juga yang mikirin kamu, gak penting juga haha” ucapnya sambil tertawa  
“Tau gak aku seneng ngeliat kamu ketawa kayak gitu” ucapnya seraya melihat ekspresi Charlotte.
“Huh...emang kamu pikir aku gak pernah ketawa?” Charlotte pun kesal akan ucapan yang dilontarkan sahabat nya itu.
“Bukan gitu, cuman selama kita tinggal di Inggris. Kamu berubah menjadi Hani yang gak aku kenal. Di sini nama mu Charlotte dan itu pribadi Hani lambat-laun menghilang dari dirimu. Kamu gak sadar akan hal itu?.”

Charlotte pun merenungi ucapan Rere, tak lama ia pun membalas pertanyaan yang dilontarkan oleh sahabatnya itu, “Iya aku sadar akan hal itu re tapi keadaan yang merubahku seperti ini”

Rere berjongkok di depan kursi roda Charlotte dan menggenggam tangan sahabatnya itu, “Kamu salah Charlotte, aku tau kamu bisa sembuh ingat kan kalau kelumpuhanmu hanya bersifat sementara?. Aku yakin kamu bisa dan aku mohon jadilah Hani yang aku kenal dulu sewaktu di Indonesia. Aku rindu kecerewetanmu, kecerobohanmu, tingkah anehmu, terutama aku sangat rindu dengan kecerianmu. Pikirkan baik-baik itu Charlotte, aku akan selalu menunggu Hani yang dulu kembali lagi.” Rere pun mulai beranjak meninggalkan Charlotte bersama bunga-bunganya.

Sebelum benar-benar beranjak meninggalkannya, Charlotte meraih lengan kanan Rere dan menatapnya, “Re...a-aku akan usahakan itu, tapi aku gak bisa menjanjikan itu dalam waktu yang singkat”

 Rere yang mendengarkannya pun menganggukkan kepala dan tersenyum manis seraya berkata, “Aku akan menantikan hal itu, Charlotte. Hingga saat itu tiba aku akan kembali memanggil namamu Hani jika kita berkumpul.” Rere pun pergi meninggalkan Charlotte di tempat tersebut untuk pergi ke kampusnya. 

‘Aku tau karena kecelakaan yang terjadi itu akan berdampak pada psikologisku tapi aku akan berusaha untuk sembuh demi orang-orang di sekitar yang menyayangiku’ – batin Charlotte seraya tersenyum menatap langit pagi hari di London.

‘Bukan aku tidak menerima apa yang terjadi denganmu, hanya saja aku gak suka melihatmu terlarut dalam kesedihan terus menerus, aku juga ingin kau merasakan kebahagian selalu berada di sisimu, kembalilah sahabat lamaku Hani’ – batin Rere seraya mengusap air matanya yang telah ditahannya selama ini.


-END-